Agam, Tampilan.id – Tim Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat memastikan bahwa harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang muncul di Pagadih Hilia, Nagari Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, hanya satu ekor. Hal ini disampaikan Kepala Resort Konservasi Wilayah II Maninjau, Ade Putra, dalam keterangannya (27/1).
Kesimpulan tersebut diambil setelah tim BKSDA Sumatera Barat melakukan penanganan konflik di lokasi selama tiga hari.
Ade Putra sekaligus membantah kabar yang menyebutkan bahwa terdapat tiga ekor harimau yang menyerang ternak sapi milik salah satu warga setempat pada Jumat (24/1).
“Kesimpulan ini kami ambil berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa saksi mata, termasuk para peternak. Selain itu, hasil investigasi lapangan, pemantauan menggunakan kamera trap, drone thermal, serta patroli siang dan malam hari juga menunjukkan bahwa satwa yang muncul di Pagadih ini adalah satu ekor harimau,” jelas Ade Putra.
Selama penanganan konflik, tim BKSDA berupaya memantau pergerakan satwa liar tersebut dan memastikan tidak ada ancaman lebih lanjut bagi masyarakat sekitar. Namun, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas, khususnya di area kebun pada pagi hari dan menjelang malam.
“Kami menyarankan agar warga yang hendak ke kebun pergi secara berkelompok atau lebih dari dua orang. Ini untuk mengurangi risiko terjadinya konflik dengan satwa liar,” tambah Ade.
Ade Putra juga mengingatkan pentingnya menjaga habitat harimau sumatera agar konflik serupa dapat diminimalkan. Sebagai satwa yang dilindungi, harimau sumatera menghadapi ancaman serius dari perburuan dan degradasi habitat. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat turut serta menjaga kelestarian lingkungan.
Tim BKSDA akan terus memantau perkembangan di lapangan untuk memastikan keamanan masyarakat dan satwa liar, serta mengambil langkah-langkah strategis guna mencegah konflik lebih lanjut.
Tampilan.id, Sumatera Barat
